ordinary mom ekspresi cinta tak terbatas
ordinary mom ekspresi cinta tak terbatas

Ordinary MOM Ekspresi Cinta Tak Terbatas

Ordinary MOM Ekspresi Cinta Tak Terbatas sebuah buku karya Triani Retno A

Buku Ordinary Mom ini menceritakan tentang buah hati, atau lebih tepatnya seorang ibu yang menceritakan anaknya dengan sangat bangga dan bahagia. Dalam buku Ordinary Mom, penulis menceritakan tentang kehidupan. Sub bab bagian ke I Ayo Sekolah yang berjudul Aku Ingin Sekolah.

Dalam buku ini, penulis menjadi tokoh seorang ibu yang mempunyai anak satu yang berusia empat tahun. Anak tersebut sering di panggil kakak oleh ayah dan bundanya. Pada suatu hari kakak bicara kepada bundanya bahwa ia ingin sekolah. Maka sebagai seorang ibu ketika mendengar anaknya ingin bersekolah langsung berburu informasi kepada para tetangga yang memiliki anak di TK.

Pendaftaran sudah di mulai, bunda dan kakak akhirnya berkunjung ke berbagai TK. Yang pertama dikunjungi adalah TK A. Kakak dengan bunda melihat-lihat bagaimana keadaan kelas dan halamannya. Kakak terkagum dengan halaman yang begitu luas di TK A. Tetapi pada saat bunda menawarkan apakah kakak mau sekolah disini. Ia berkata bahwa ia tidak mau sekolah disini karena terlalu jauh dengan rumah. Seminggu kemudian berkunjung ke TK B. kakak terkagum dengan adanya masjid yang menurutnya bagus.

Tetapi kakak menolak lagi dengan alasan banyak nyamuk. Memang pada saat kakak berkeliling halaman dan sekitaran masjid, bunda melihatnya banyak bentol-bentol bekas gigitan nyamuk, namanya orang tua khawatir kepada anaknya takutnya ada nyamuk Aedes Aegipty. Beberapa hari kemudian berkunjung ke TK C. kakak masih menolah dengan alasan mainannya jelek dan celan olahraganya pendek, karena jika jatuh nanti lututnya pasti akan terluka. Minggu berikutnya ke TK D.

Kali ini kakak tidak berjalan-jalan keliling ruangan atau halaman hanya bola matanya saja yang bergerak kesana kemari. Bunda bertanya kepada kakak apakah cocok jika TK disini, kemudian kakak menjawab katanya nanti kakak pikir-pikir dulu ya bun.

Akhirnya kakakpun memilih bersekolah di pilihan terkahir yang ia kunjungi. Mungkin karena lingkungannya yang bersih dengan cukup sinar matahari hingga tak memberi peluang bagi nyamuk untuk berkembang biak. Mungkin. Masa pendaftaranpun tiba, akhirnya kakak pun sekolah di TK D.

Hari pertama masuk sekolah pun tiba. Bunda merasa deg-degan saat akan melepas kakak untuk bersekolah. Banyak kekhawatiran yang seorang ibu rasakan, khawatir ngambek, nangis, dan bagaimana jika tidak mau ditinggal.

Lonceng pun berbunyi …. dengan percaya dirinya kakak berbicara “Aku masuk ya, Bunda.” Sempat bundanya bertanya mau ditemani bunda…. tidak usah jawab kakak. Tak lama kemudian terdengar suara bernyanyi gembira.

Kelebihan sebagai seorang ibu, kita harus mengikuti keinginan anaknya selagi itu positif.

 

Oleh : Rince Mandalasari (Guru SD Silaturahim Islamic School)

 

Kunjungi Juga : Insan Mandiri Cibubur

Leave a Reply