You are currently viewing BELAJAR BERSYUKUR DARI CORONA – Entin Suhesti

BELAJAR BERSYUKUR DARI CORONA – Entin Suhesti

Entin Suhesti, Wali Kelas 1 SD Silaturahim Islamic School

Beberapa waktu belakangan ini fenomena wabah corona (covid 19) amat menyita perhatian kita. Hampir setiap hari seluruh berita di TV dan postingan di sosial media menayangkan berita yang sama. Akhirnya pemerintah pun mengambil keputusan bahwa semua orang harus tetap tinggal di rumah untuk memutus rantai penyebaran covid 19 tersebut. Stay at home atau bahasa kerennya di rumah aja. Semua pekerja maupun karyawan menjalani Work From Home (WFH). Tidak terkecuali guru. Ya, kami para guru dan siswa terpaksa menjalani proses pembelajaran jarak jauh (long distance learning). Terbayang tidak selama 2 minggu atau lebih mengajar jarak jauh??! Tidak pernah terbersit sedikitpun dalam benak saya selama menjadi guru.

Bukan hal mudah tentunya. Ada rasa khawatir materi pembelajaran tidak bisa sepenuhnya tersampikan. Yang biasanya bertatap muka secara langsung saat ini hanya lewat perantara gadget. Kalau saya diberi pilihan, tentunya ingin sekali tetap mengajar di sekolah. Bertemu dengan murid-murid tersayang, bercengkrama dengan rekan-rekan guru, berinteraksi dengan semua warga sekolah. Namun, apalah daya ini. Sekarang semua itu hanya ada dalam bayangan semata. Hanya bisa menunggu keadaan kembali normal seperti sedia kala. Jalani saja.

Ah…rasanya ingin sekali saya menghilangkan yang namanya covid 19 dari muka bumi ini. Di saat semua orang merasa bersuka cita menanti datangnya bulan Ramadhan, tiba-tiba semua berubah. Serasa ada petir di siang bolong. Kepanikan dimana-mana. Apalagi melihat semua berita melaporkan banyaknya korban akibat covid 19 tersebut.

Ya Robb… inikah teguranmu untuk kami yang masih saja lalai??

Dua pekan berlalu dengan cepat. Rasanya hampir saja saya bersahabat dengan keadaan yang memaksa untuk menjadi guru online. Ya… guru yang menyampaikan pembelajaran melalui bantuan aplikasi Whatsapp. Tanpa papan tulis, tanpa spidol, tanpa layar proyektor, tanpa batas dinding kelas, tanpa tawa canda anak-anak kelas 1, tanpa sambutan hangat anak-anak setiap pagi saat saya datang ke sekolah, dan banyak sekali hal yang saya rindukan.

Perpanjangan waktu WFH pun telah diumumkan. Itu artinya saya masih harus menahan rasa rindu kepada anak-anak murid saya dengan segala tingkah lucu mereka. Ya Allah… sedih rasanya. Hanya satu harapan saya. Semoga keadaan segera membaik. Bukan hanya saya pastinya. Semua orang pun pasti berharap hal yang sama. Entah sampai kapan? Jalani saja. Allah sudah mengatur ini semua. Tentunya mengeluhpun tidak ada gunanya. Bukankah dalam setiap kesulitan pasti ada kemudahan?

Saya hanya bisa berdoa semoga Allah SWT selalu melindungi kita, memberikan kita kesehatan dan kesabaran lebih dalam menjalani ujian ini. Insya Allah harus tetap yakin bahwa segala sesuatu terjadi pasti ada hikmah dibaliknya. Buktinya walaupun corona membuat semua orang berduka, tapi ada saja hal yang masih patut kita syukuri. Dengan diberlakukannya WFH saya merasa lebih banyak waktu untuk keluarga saya. Selain itu yang saya lihat, kita jadi lebih memperhatikan kebersihan diri dan kesehatan kita.

Dari yang awalnya masih banyak orang meremehkan kebiasaan mencuci tangan, berolahraga, sering minum air putih, berjemur di pagi hari, dan banyak lagi kebiasaan sehat yang kadang kita abaikan. Sekarang karena corona, semua orang jadi lebih sadar akan pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan. Memang benar setiap hal yang terjadi pasti ada hikmahnya. Tinggal bagaimana kita berusaha untuk menjalani dan menghadapi apapun yang sudah terjadi di depan kita. Tetap jaga kesehatan dan berdoa agar semua ini cepat berlalu.

Leave a Reply