hari anak nasional dan corona gusti rahayu
hari anak nasional dan corona gusti rahayu

Hari Anak Nasional & Corona

Hari anak nasional & corona menjadi hal yang tak dapat di pisahkan di tahun 2020 ini, karena semua nampak berbeda tak hanya di Indonesia namun di banyak negara.

Bulan Juli identik dengan tahun ajaran baru, kelas baru, guru baru dan teman baru. Orang tua telah mempersiapkan segala hal untuk kebutuhan anak mereka jauh- jauh hari. Ada yang beli seragam baru, perlangkapan alat tulis baru supaya anak-anak semangat untuk ke sekolah.

Berbeda dengan euphoria hari anak nasional di tahun-tahun sebelumnya. Hari anak nasional tahun ini berlangsung di tengah-tengah pandemi. Sekolah yang harusnya riuh ramai dengan suara dan teriakan anak-anak, kini sepi karena semua aktifitas pembelajaran dilakukan lewat dunia maya. Masa perkenalan lingkungan sekolah yang harusnya dipenuhi canda dan tawa, momen melepas rindu karena sudah libur semester, kini hanya bisa bertemu dengan tatap muka lewat gawai yang mereka punya.

Saya tersentuh dengan sebuah puisi Guru saya Amru Asykari, beliau membuat sebuah puisi essay yang berjudul :

“Anak Indonesia dalam Dekapan Corona”

Tetaplah bersyukur wahai anak Indonesia meski sarapan pagi kalian hanya nasi goreng tanpa kecap dan telur, menu makan kalian makin tidak empat sehat lima sempurna.

Tetaplah tersenyum wahai anak Indonesia meski pun  kalian  gosok gigi dengan sisa pasta gigi yang sudah pipih dan tergunting bawahnya.

Tetaplah belajar wahai anak Indonesia meskipun kalian harus memakai WIFI pos sekuriti atau  kuota yang sekarat plus rebutan dengan kakak adik kalian yang juga belajar daring atau mantengin youtuber favoritnya.

Tetaplah ceria wahai anak Indonesia meski kalian harus mendekam di rumah bolak balik sumur kamar tidur, dapur. Jika kalian gak bisa gowes karena gak punya sepeda, jangan sedih, masih banyak permainan lain yang bikin kaki kalian pegel.

Tetaplah semangat wahai anak Indonesia, jangan merengek , jangan mengeluh, hibur ayah kalian yang WFH, atau yang dirumahkan karena pengurangan pegawai, bantu bunda kalian melakukan pekerjaan di rumah. Bantu ayah bunda kalian mengais penghasilan, jika kalian tidak bisa lakukan itu semua, minimal jangan buat mereka sedih apalagi marah .

Tetaplah berdoa wahai anak Indonesia, ingatkan ayah bunda kalian untuk sabar dan sholat, dekat pada Tuhan.  Doakan ayah kalian agar cepat dapat pekerjaan lagi sehingga kalian tidak akan lagi dapat “surat cinta’  dari sekolah  karena nunggak SPP atau tidak perlu lagi ayah kalian minta keringanan angsuran rumah. Doakan juga anak anak  yang ada di belahan bumi lain yang hidupnya jauh lebih menderita dari kalian.

Bagi kalian yang tidak terdampak, saatnya kalian peduli, empati dan berbagi. Jangan pamer apa yang anak anak kebanyakan tidak mampu melakukannya karna itu akan melukai hati mereka.

Diksi ini akhirnya pun harus menutupi rasa dan membasuh maknanya dengan pembersih  agar tidak terpapar Corona.

Selamat Hari Anak Nasional

#puisiessay

#amruasykari

 

Sedih memang, anak yang harusnya belajar dan bermain menikmati masa kecilnya harus rela menahan diri untuk tetap dirumah untuk keselamatan diri dan orang lain. Sebagaimana pidato Mentri Pemberdayaan perempuan dan Perlindungan anak I Gusti Ayu Bintang Darmawati ingin anak Indonesia untuk memanfaatkan waktu sebaik-baiknya saat di rumah. Di momen Hari anak 2020, I Gusti ingin anak-anak tetap berkembang meski di tengah pandemi. Gusti menjelaskan juga situasi saat ini merupakan hal sulit bagi mereka. Dimana hari-hari yang dilewatinya tidak sama dengan tahun sebelumnya. Serta, kegiatan belajar mengajar berganti jadi dari rumah. Oleh karena itu ia terangkan, orang tua bisa mengarahkan anak kepada hal positif, inovatif dan kreatif. Selain itu berdiam diri di rumah bisa menjadi momentum menghabiskan waktu bersama orang tua dan sanak keluarga agar kenal lebih dalam antara anak dan orang tua.

Oleh : Gusti Rahayu, S.Si (Guru SD Silaturahim Islamic School)

Leave a Reply