You are currently viewing Puncak Tema 2020 – Festival Jawa Barat

Puncak Tema 2020 – Festival Jawa Barat

Betul belajar tidak melulu harus di sekolah. Tapi di sekolahlah pembelajaran itu ditakar dosisnya dan terukur metodenya. Dan karenanya, tempo pembelajaran cenderung menjadi rutinitas maka belajar di sekolah sangat butuh nuansa yang more than fun.

Dan itulah yang diformulasikan dalam kegiatan puncak tema “Festival Jawa Barat dengan Tema: Ngamumule Budaya Sunda” yang diadakan di SD Silaturahim Islamic School, Rabu dan Kamis, 19-20 Februari 2020.
Kudos kepada panitia yang terlibat dan ikut ambil peran sehingga kegiatan berjalan. Stdanding aplause untuk guru yang sudah menjadi director untuk tiap pameran dan pementasan luarbiasa Ananda kemarin.

Acara Puncak Tema Festival Jawa Barat dibuka dengan pameran kesenian, kerajinan dan makanan khas dari 8 kota dan kabupaten di Jawa Barat. Setiap kelas, dibantu dengan orang tua yang hebat, antusias menyiapkan pameran daerah yang ditunjuk. Dengan dekorasi yang super kreatif dari siswa dan orang tua, membuat indah dan nyaman suasana. Di pameran ini, setiap anak memiliki tanggung jawab masing-masing, ada among tamu yang menyambut teman-teman yang berkunjung ke pameran, menjelaskan kesenian dan kerajinan tradisional dari daerah yang sudah jarang ditemui diterpa zaman yang serba modern dan kekinian, bahkan menyajikan makanan dan minuman khas kepada teman-teman dan tamu yang datang. Semua anak bergembira. Belajar dan mengenal tradisi tak perlu jauh ke kota aslinya.

 

Keesokan harinya, pentas seni Jawa Barat dimulai dengan senam parahyangan yang enerjik dari kelas dua putra. Dilanjut dengan sebuah penampilan yang super suprise dari anak-anak hebat. Super surprise karena mungkin sebagian orangtua mereka sendiri pun tidak yakin bahwa mereka ternyata bisa tampil dan percaya diri dihadapan khalayak setara seperti yang lain.

Dilanjut dengan tarian ” Tokecang ” yang cantik oleh kelas 1 putri yang adorable. Lalu kakak kelas 6 yang memberikan moral value dengan drama impresifnya lewat lakon “Asal Usul Desa Panyalahan”.

Tak mau kalah adik kelas empat juga menampilkan drama yang menggugah dan sarat pesan dan hikmah lewat lakon ” Asal-usul Cianjur ” dengan rentetan tampilan musikal pianika “Tokecang” dilanjut dengan tarian “Peyeum Bandung” yang indah.

Eits, sebelumnya tak terlewatkan ada penampilan lagu dan musik dari kelas 5 putra. Diiringi alunan pianika serta anklung yang saling mengisi bersahutan dengan koor lagu “Warung Pojok”. Serasi.

Ada juga penampilan dari kelas 1 putra yang enerjik dan ekpresif saat menarikan ” Tari Tani. ” Sebuah apresisasi untuk profesi tani di negara agraris ini.

Disusul kemudian dengan tampilan “Kicir-kicir dan Bonek Abdi” yang memukau dari kelas 3 lewat perkusi alat-alat bekas yang super atraktif.

Belum cukup sampai di situ, kakak kelas enam kembali tampil dengan Tari Cingcangkeling. Kali ini diwakili oleh siswi putri mereka. Betapa ingin menggambarkan bahwa budaya kita begitu kaya dan beraneka. Meriah. Semeriah penampilan selajutnya dari kelas 2 yang menarikan Tari Manuk Dadali. Sebelum akhirnya di tutup dengan penampilan kelas 5 putri yang menarikan Tari Ronggeng Nyentrik. Sebuah tarian tradisional dengan sentuhan modern. Sungguh kemasan yang manis sebagai penutup.

Rentetan penampilan itu semua tak dilewatkan oleh orang tua siswa untuk menyempatkan hadir. Kehadiran Ayah Bunda efeknya luarbiasa, Ananda tak surut apalagi cemberut walau mendung dan hujan larut. Malah menambah motivasi mereka betapa Ayah Bunda antusias menemani dan mengapresiasi diantara hujan yang turun memberkahi. Terimakasih Ayah Bunda.

~Rofiq

Leave a Reply