Bus Antar Generasi Itu Bernama YPSJ
Kalau ditanya apa yang sudah saya berikan untuk Yayasan Pendidikan Silaturahim Jatikarya (YPSJ) kok rasanya ya malu. Karena belum ada seberat biji zarroh-pun untuk menandingi apa yangg yayasan ini berikan. Bukan hanya kepada saya, tapi lebih mulia lagi yaitu kepada dunia dan untuk akhirat, InsyaAllah.
Maka, “Apa yang sudah kuberikan untuk YPSJ (?)” adalah pertanyaan retoris bagi saya pribadi untuk menjadi bahan muhasabah dan intropeksi diri. Ibarat sebuah bus yang sedang berjalan menuju sebuah tempat, tentunya kontribusi saya sebagai seorang penumpang yang bermodalkan sepeser uang bukan penyebab bus ini bisa dan mampu tetap berjalan.
Ada puluhan teman seperjalanan lain yang “menyumbang” dan tentu dengan supir berpengalaman dan bis yang nyamanlah perjalanan ini masih terus melaju dan insyAllah berada pada jalan yang sudah seharusnya kita berada. Hanya tinggal komitmen kita bersama supaya perjalan yang nyaman dan setujuan ini benar-benar terjaga. Dan tak terasa ternyata bus yang bernama YPSJ ini sudah melaju selama sewindu.
Sebuah yayasan yang hadir pada tahun 2012 di sebuah kecamatan kecil di ujung Kota Bekasi, Jatisampurna. Entah tekad apa yang membuat para pendirinya cukup nekad “menantang” sekolah-sekolah senior dan cukup populer di kawasan Cibubur ini kalau bukan ingin ambil peran, berkolaborasi dan bercita-cita agung, mencetak generasi qur’ani. Generasi yang hakikat keunggulnnya mampu memberikan warna, bukan noda, pelita pada redupnya gulita untuk keluarga, masyarakat dan bangsa.
Delapan tahun bukan kurun waktu yang sebentar untuk tumbuh dan berkembang, menghitung selama 8 tahun, entah sudah berapa upaya dan daya yang diusahakan agar yayasan ini sanggup membentangkan sayapnya untuk menaungi 2 sekolah boarding school yaitu SMAIT Insan Mandiri dan SMPIT Insan Mandiri Cibubur dan 1 sekolah dasar ingklusi yaitu SD. Silaturahim Islamic School. Tak tanggung-tanggung, 3 instusi sekolah adalah gambaran 1 generasi yang coba dibina dan dipersiapkan menghadapi tantangan zamanya masing-masing dan itu terejawantah lewat model kurikulumnya, Project Based on Qur’an (PBQ).
Project Based on Qur’an (PBQ) adalah tajuk utama dalam pembelajaran di sekolah yang YPSJ naungi. Para siswanya belajar bagaimana sedekat mungkin dengan ayat-ayat dalam Al-Qur’an dan berinteraksi langsung dalam memahaminya. Dengan pendekatan PBQ ini para siswa diarahkan untuk meladaskan pemahaman mereka berdasarkan ayat-ayat dalam Alqur’an.
Ketika Al-Qur’an bukan hanya dibaca, tapi juga dihafal, difahami artinya dan diproyeksikan dalam project yang kongkrit, maka besar harapanya generasi yang tumbuh adalah generasi Qur’ani yang unggul dalam bidangnya masing-masing.
Dan beruntunglah para peserta didik di YPSJ karena mereka belajar dari guru-guru yang juga tidak pernah berhenti dan didukung terus oleh YPSJ untuk tetap belajar. Bukankah kesempatan belajar seperti sebuah kewajiban diusia kapanpun dan jabatan manapun. Karena demikianlah agama Islam mementingkan diri untut menuntut ilmu. Diwajibkan pada tiap individu seperti dalam sabda Nabi Muhammad SAW ; Mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslimin dan muslimat”(HR. Ibnu Abdil Bari). Dan kewajiban itupun harus ditempuh sepanjang waktu. “Carilah ilmu itu sejak dari ayunan sampai masuk ke liang lahat”(HR. Muslim)
Kesempatan belajar di YPSJ bukan basa-basi. Bahkan kesempatan belajar inipun difasilitasi. Kata “pendidikan” pada Yayasan Pendidian Silaturahim Jatikarya bukan kata tanpa ejawantah nyata. Tak terhitung seminar, workshop dan pelatihan yang yayasan ini selenggarakan demi para punggwa masing-masing unit dan bagian di yayasan ini mengupgrade kapasitasnya. Sebab, hanya kapasitas yang terus menyesuaikan dirilah yang mampu menanggung tantangan perubahan zaman yang dihadapi para peserta didik yang sedang menepuh pendidikan di YPSJ. Ini lah pegangan yang harus dipahami dan lakukan oleh seluruh penumpang bus antar generasi YPSJ.
Sebagai pendamping dan fasilitator peserta didik yang sedang menempuh pendidikan di YPSJ tentu elemen pentingnya bukan hanya sosok guru di sekolah, ada orangtua atau wali murid di rumah yang menjadi kolaborator YPSJ agar dalam mendampingi ananda selama proses belajar mengajar menjadi satu frequensi dan satu hati. Maka diafasilitasilah kebutuhan tersebut dengan adalnya parenting atau kelasnya orangtua bagi orangtua/walimurid yang anaknya sedang menempuh pendidikan di YPSJ.
Jika sudah begitu, maka YPSJ bak sebuah paket pendidikan yang komplit dalam peranya membangun bangsa. InsyaAllah sudah benar ini jalanya, sudah berkompeten supirnya dan sudah nyaman ini bisnya. Maka berkerjasama dalam merawat nikmat ini adalah bentuk syukur yang harus selalu melaju. Selamat milad yang ke-8 untuk YPSJ tercinta.
Begitulah YPSJ berperan menjadi sebuah Bus Antar Generasi yang diharapkan mampu mengantarkan peserta didiknya menjadi manusia unggul di bidang masing-masing.
PENULIS
Rofiq Khalilullah adalah Guru pendamping pada unit SD Silaturahim Islamic School. Saat ini masih mengikuti pendidikan di Universitas Terbuka Indonesia dengan jurusan Teknologi Pendidikan (S1). Bergabung menjadi bagian dari Yayasan Pendidikan Silaturahim Jatikarya (YPSJ) sejak 2015 hingga sekarang.
Pernah menjadi salah satu penulis cerpen dalam buku antologi “Hapuslah Air Matamu.” (2010) dengan nama pena Sukei Darel Aksa. Buku tersebut diterbitkan secara indie dan 100% royalty disumbangkan untuk korban bencana di Indonesia.