MASIHKAH DISEBUT GURU?
Masihkah disebut guru? Guru insentif, masihkah layak disebut sebagai guru? Jika kita mendengar kata Suku Anak Dalam (SAD), pastilah kita akan membayangkan hutan belantara, orang rimba, terbelakang, primitive serta bar-bar.…
Masihkah disebut guru? Guru insentif, masihkah layak disebut sebagai guru? Jika kita mendengar kata Suku Anak Dalam (SAD), pastilah kita akan membayangkan hutan belantara, orang rimba, terbelakang, primitive serta bar-bar.…
Guru yang dirindukan siswanya adalah impian bagi semua guru. Guru adalah seorang pengajar suatu ilmu dengan tugas utama mendidik, membimbing, mengajar, melatih, mengarahkan, menilai dan mengevaluasi peserta didik. Profesi guru berada di posisi paling depan dalam mendidik siswa. Karena itu, sosok guru dituntut untuk memiliki kompetensi pedagogik, sosial, dan kepribadian.
Kompetensi pedagogik adalah kompetensi pengetahuan, kompetensi sosial adalah kemampuan berkomunikasi dengan orang lain, baik itu dengan peserta didik, rekan kerja ataupun orang tua murid. Sedangkan kemampuan kepribadian, guru harus bisa menjadi suri tauladan bagi siswanya.
Sebagai guru, kita harus berusaha memaksimalkan potensi yang dimiliki siswa. Sering-seringlah memberi pujian kepada siswa. Hindari menggunakan kalimat yang menyinggung dan membuat malu perasaan siswa, terutama di depan teman-temannya.
Berikut ada beberapa tips agar bisa menjadi guru yang dirindukan oleh siswa :
Saya tergelitik dengan postingan anak muda milenial, sesaat membuka instagram beberapa menit yang lalu.”ciee.. Selamat ya,kamu lulus UN jalur virus”. Ada juga yang bilang gini, “Nanti corat coret baju nya via pictart aja ya”. Malah ada juga yang menjadikan momen “nembak” cewek, mumpung UN dihapus, sebab tidak ada alasan buat nolak karena fokus UN. Dan masih banyak lagi postingan yang berseliweran di sosial media tentang dampak UN dihapuskan saat ini.