sekilas napak tilasku
sekilas napak tilasku

SEKILAS NAPAK TILASKU DI YPSJ

Sekilas napak tilasku di Yayasan Pendidikan Silaturahim Jatikarya  (YPSJ) dimulai di awal tahun ajaran 2016/2017. Saat itu aku bergabung dengan salah satu unit yang berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan Silaturahim Jatikarya (YPSJ) yaitu SD Silaturahim Islamic School. YPSJ juga menaungi 3 unit lain yaitu SMPIT Insan Mandiri, SMAIT Insan Mandiri dan Unit Asrama, yang ketiga unit tersebut lebih dahulu berdiri sebelum SD Silaturahim Islamic School ada.

SD Silaturahim Islamic School letaknya berada diantara 3 kota terkenal Jabodetabek, yaitu berada diantara Jakarta, Depok dan Bekasi, tepatnya di kelurahan Jatisampurna Kota Bekasi. Sesungguhnya jarak lokasi SD Silaturahim Islamic School dengan rumahku sangatlah jauh, dibanding rumah teman-teman guru yang lain. Namun aku tetap bertahan karena aku punya tujuan yaitu ingin membagi ilmu yang aku dapat dari guru-guruku walaupun hanya sedikit ilmu yang aku punya, namun aku berharap ilmu itu bisa bermanfaat untuk siapapun, dimanapun dan kapanpun aku berada.

Awal aku mendengar nama SD Silaturahim Islamic School adalah dari sebuah radio yang biasa aku dan keluargaku dengarkan di rumah, yaitu Radio RASIL. Hanya dari radiolah kami bisa mendapat informasi tambahan hal-hal yang sedang update saat itu, karena keluarga kami memang sengaja tidak memiliki televisi di rumah. Setiap pagi Radio RASIL kami dengar, dari acara mengenai membaca Al Qur’an bersama Ustadz Otong dan Ustadz Alvan, dilanjut dengan taushiyah pagi oleh Habib Husein, kemudian mendengarkan berita pagi yang dibacakan oleh Bapak Ihsan Thalib. (Jujur sebelum masuk SD Silaturahim aku sangat penasaran mendengar suara para narasumber di Radio RASIL. Tapi alhamdulillaah sekarang sudah tidak penasaran lagi hehehe…..)

Suatu hari dipertengahan tahun ajaran 2014, aku mendengar sebuah iklan sekolah, yang saat itu aku dengar seorang Ibu mempromosikan sekolahnya, dengan menyebutkan silahkan hubungi kontak person yaitu Ibu Ayu dengan nomor hape 08………
Aku langsung mencatat nomor hape itu, karena waktu itu suamiku (Pak Didik) sedang tidak bekerja, setelah resign dari sekolah sebelumnya karena jarak yang sangat jauh untuk ditempuh antara Cileungsi ke Rawamangun Jakarta timur. Nah dari situ aku tawarkan suamiku untuk melamar menjadi guru di SD Silaturahim Islamic School, dan suamikupun mencoba mendatangi sekolah dengan membawa surat lamaran. Dan Alhamdulillaah diterima dan esoknya langsung masuk mengajar menjadi guru Agama dan Tahfidz.

Setelah berjalan setengah semester suamiku mengajar di SD Silaturahim Islamic School, aku mendaftarkan putri pertamaku masuk SD tersebut. Dari awal putriku masuk sekolah, setiap hari berangkat dan pulang selalu bersama Abinya. Baru beberapa hari putriku masuk sekolah, aku mendapatkan berita duka dari kampung bahwa Bapak meninggal dunia. Dengan sangat terpaksa suami dan putriku memohon izin untuk pulang kampung. Alhamdulillaah waktu itu langsung diizinkan oleh kepala sekolah yaitu Bu Ayu. Padahal suamiku masih termasuk guru baru. Namun Bapak ketua YPSJ (Pak Ihsan Thalib) sangat bersahaja memberikan doa serta sumbangsih untuk keluargaku. Terimakasih Pak Ihsan yang baik hatinya, semoga Allah selalu menjaganya.

Menjelang tahun ajaran baru 2016, saat itu putriku sudah hampir naik ke kelas 2, ada pembukaan lowongan guru di SD Silaturahim Islamic School. Akupun mencoba mengajukan lamaran. Setelah surat lamaranku diterima, aku diberi kesempatan oleh Bu Ayu untuk micro teaching sebanyak 3 kali. Selain micro teching aku juga harus menjalani tes wawancara, tes baca Al Qu’ran dan tes Komitmen. Semua tes aku lalui dengan hati tenang. Setelah beberapa hari selesai tes, aku dihubungi oleh TU Sekolah bahwa aku diterima menjadi guru.

Aku kira tadinya aku hanya akan menjadi guru pendamping saja, karena aku baru bergabung dan belum punya pengalaman yang banyak. Ternyata perkiraan ku tidak tepat. Bu Ayu sebagai kepala Sekolah memberi surat tugas untuk aku sebagai wali kelas 2 saat itu. Waduh… agak syok juga aku pada saat itu. Perasaan hatiku campur aduk tak menentu. Karena selain tiba-tiba aku ditunjuk menjadi wali kelas, aku punya perasaan tidak enak terhadap guru pendamping di kelasku, yang saat itu adalah guru yang lebih dahulu bergabung di sekolah, yang pasti sudah lebih berpengalaman dengan segala aktivitas sekolah.

Namun Bu Ayu menguatkanku, dengan semangat yang luar biasa “Bu Laila pasti bisa, Ayo…..”. Semenjak saat itu aku coba untuk belajar lagi menjadi guru di kelas formal, yang sebelumnya aku telah vakum mengajar sejak tahun 2012 setelah melahirkan anak ke dua.

Seiring waktu berjalan, aku mendapat bagian mengajar di kelas 2 Ali Bin Abi Thalib sebagai guru Islamic Studies. Islamic Studies ini terdiri dari 4 pelajaran yaitu: Tahfidz, Belajar baca Al Quran (BBQ), Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Project Based Qur’an (PBQ). Alhamdulillaah walaupun ilmuku tidak banyak, aku bisa berbagi ilmu sekaligus belajar bersama teman-teman di kelas 2 yang aku bimbing.

Project Based Qur’an saat itu adalah hal yang baru dicetuskan oleh Bapak Direktur Pendidikan YPSJ yang baru yaitu Bapak Munif Chatib. Program ini dibuat sebagai program unggulan yang bertujuan agar siswa mengenal ayat-ayat Al Qur’an sekaligus mampu mengaplikasikan ayat-ayat tersebut dalam kehidupan. Aku beserta tim guru Islamic Studies berusaha menjalankan program ini sebaik mungkin, sesuai dengan arahan dari Bapak Munif Chatib.

Alhamdulillaah saat itu hasil belajar Project based Qur’an direspon sangat baik oleh berbagai pihak. Seperti orangtua siswa, para pengajar dari sekolah lain bahkan ada beberapa tamu yang datang dari negeri Jiran mengunjungi SD Silaturahim Islamic School ingin melihat kegiatan Project Based Qur’an yang telah dilakukan di sekolah.

Adapun beberapa Project Based Qur’an yang pernah kami lakukan adalah:

1. Proyek mencuci baju

Proyek mencuci baju ini terinspirasi dari Al Qur’an surah Al Muddatsir ayat 4 yaitu:

وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ
(dan pakaianmu bersihkanlah).

Pada saat itu kami guru Islamic Studies yang dikoordinir oleh Pak Didik sebagai wakil kepala bidang kurikulum dan kesiswaan mengajak berdiskusi yang kemudian mendapatkan ide kegiatan untuk siswa yaitu proyek mencuci pakaian secara bersama di sekolah. Saat itu hampir semua siswa mengikuti kegiatan tersebut dengan riang gembira sambil melantunkan ayat berulang-ulang.

Dari kegiatan itu, diharapkan siswa bisa mengaplikasikan perintah Allah dalam surah Al Muddatsir ayat 4 tersebut di rumah mereka. Sehingga menjadi kebiasaan baik untuk mereka selalu mencuci pakaian mereka sendiri di rumah.

2. Proyek membuat wedang jahe

Selain proyek mencuci pakaian,  kami juga mengaplikasikan ayat Al Qur’an yaitu surah Asy-Syu’ara ayat 80:

وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ
(Dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku).

Dari ayat diatas kami jelaskan kepada siswa bahwa jika kita sakit, maka hanya Allah sajalah yang pasti bisa menyembuhkan. Namun kita sebagai manusia yang punya hati dan akal, tidak boleh hanya diam saat sakit, menunggu sampai Allah menyembuhkan. Kita juga harus berusaha untuk sembuh. Usaha untuk sembuh itu bisa dilakukan dengan memanfaatkan apa saja yang sudah Allah sediakan di muka bumi ini.

Diantaranya dengan memanfaatkan rempah-rempah yang ada dan mudah kita dapatkan di sekeliling kita. Karena di Indonesia ini telah Allah anugerahkan hasil rempah yang melimpah. Maka dari itu harus kita manfaatkan dengan sebaik mungkin. Dari itu semua Pak Didik punya ide dan disampaikan ke kami sebagai guru Islamic Studies, yaitu membuat “Wedang Jahe”.

Waktu itu, setiap siswa kami beri tugas membawa pelengkapan yang dibutuhkan untuk membuat wedang jahe. Diantaranya Jahe, Gula merah, dan Sereh. Setelah perlengkapan terkumpul, kemudian kami mulai praktek. Setiap anak diberi kesempatan merasakan dan melakukan setiap proses pembuatan Sadang jahe dari awal pencucian bahan hingga akhir pengemasan.

Untuk pengemasan wedang jahe, dikemas di gelas plastik yang kemudian di segel dengan Sealer, yang kebetulan Sealer yang dipakai adalah milikku. Walaupun perjuangan membawa Sealer sebesar itu sangat berat, tetapi tidak apalah demi berjalannya kegiatan proyek kami pada waktu itu, tidak terasa segala beban yang ada.

 

Proses demi proses dilakukan teman-teman siswa SD Silaturahim dengan baik. Dari mencuci bahan-bahan, memotong-motong, memasak-masak hingga masing masing siswa diberi kesempatan untuk mengemas sendiri dengan memberi segel plastik melalui mesin Sealer yang aku bawa dari rumah, semua berjalan sangat menyenangkan.

Setelah wedang jahe matang, siswa dipersilahkan mencicipi hasil olahan yang mereka buat sendiri. Semua siswa terlihat sangat antusias. Apalagi ditambah setiap siswa diperbolehkan membawa pulang hasil olahan wedang jahe yang mereka buat,  untuk Anggota keluarnya di rumah. Wah itu luar biasa senangnya mereka.

3. Riset Makanan Halal dan Baik

Pada saat itu aku sebagai guru Islamic studies bersama teman-teman kelas 3 SD Silaturahim Islamic School melakukan riset makanan halal dan thoyyib. Riset ini terinspirasi dari Al Qur’an surah Al Baqarah ayat 168:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ كُلُوا۟ مِمَّا فِى ٱلْأَرْضِ حَلَٰلًا طَيِّبًا

(Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi,)

Sebagai persiapan, aku membekali teman-teman kelas 3 dengan nasihat agar saat riset berlangsung mereka semua bertanya dengan  sopan kepada para pedagang makanan dan minuman di sekitar Masjid Silaturahim dan MI Nurul Furqon, yang lokasinya berdekatan dengan SD Silaturahim. Mereka mempersiapkan pertanyaan apa saja yang akan ditanyakan, seperti nama makanan dan minuman, bahan dasarnya tebuat dari apa.

Setelah mereka melakukan riset, kemudian hasil riset yang mereka catat mereka simpulkan. Ada beberapa kesimpulan, antara lain adalah makanan yang dijual itu Halal dan baik, halal namun tidak baik, dan tidak halal juga tidak baik.

 

4. Presentasi Project Based Qur’an di depan Tamu

Pada saat aku menjadi guru Islamic studies, aku pernah mendapat tugas dari Bu Ayu untuk menjadi penanggung jawab Presentasi PBQ oleh siswa di depan tamu. Ada beberapa kali acara yang aku sebagai PJ nya. Yang paling kuingat adalah saat di aula IMC kedatangan tamu dari Malaisya.

Yang aku ingat, aku mengajak Elsa, Hanin dan beberapa teman lainnya untuk presentasi memaparkan apa saja dan bagaimana proses pembelajaran project based qur’an yang dilakukan di SD Silaturahim Islamic School. Dengan sangat antusias, para tamu mendengarkan penjelasan anak-anak. Dan alhamdulillaah semua berjalan lancer sesuai dengan rencana.

Aku sebagai personil yang pernah berkecimpung dalam Project Based Qur’an waktu itu, baik sebagai guru Islamic Studies maupun penanggung jawab acara-acara yang berhubungan dengan PBQ, merasa senang campur haru. Karena, walaupun mungkin tidak banyak yang telah aku lakukan untuk YPSJ, tapi setidaknya aku pernah menjadi bagian dalam pengembangan program kegiatan Project Based Qur’an di SD Silaturahim Islamic School. Mungkin buat orang lain ini adalah hal biasa.

Tapi buatku ini adalah pengalaman yang sangat berharga, yang belum tentu bisa terulang kembali di masa-masa yang akan datang. Sekarangpun sudah terbukti, karena sekarang aku tidak lagi menjadi bagian dari Islamic Studies. Karena saat ini aku mendapat amanah menjadi wali kelas dan mengajar pelajaran tematik.

Harapanku Semoga SD Silaturahim Islamic School terus berkembang menjadi sekolah yang selalu dicari, dinanti dan diharapkan kebaikannya untuk pendidikan ummat yang lebih baik. Dan semoga Allah selalu meridhoi setiap langkah dan kebijakan yang diambil dijalankan oleh Yayasan Pendidikan Silaturahim Jatikarya (YPSJ), sehingga membuat semua anggotanya selalu mendapatkan keberkahan dari Allah Subhaanahu wa Ta’aalaa serta mengalirkan keberkahan juga untuk lingkungannya. Aamiin Yaa Rabbal ‘Aalamiin.

Ditulis oleh:

Laila Umm Hanfeiz
Teman Belajar dan bermain di SD Silaturahim Islamic School.

Kunjungi Juga : SMP-SMA IT Insan Mandiri Cibubur

Leave a Reply